Jika banyak orang gembira dan sukacita dengan kata wisuda,
bagiku enggak.
Walaupun banyak juga yang stres dengan pendamping wisuda “PACAR
ATAU CALON” tapi disini ya rada bersyukur ada satu orang dengan sukarela akan
mengorbankan waktu daan tenaga serta biaya yang ga kecil untuk datang ke acara
ga penting itu. HAHAHAHA
Iya? Cuma mas rachmad andriyan yang mau memberikan waktunya
jika memang aku bersedia ikut wisuda. Terimakasih mas. Tapi aku pikir mubadzir sekali kamu
memberikan waktumu dan hasil keringatmu untuk Cuma sekedar duduk dan memandangi
aku berfoto ria.
Sebenarnya bukan itu saja, banyak pertimbangan lain untuk
memberikan alasan kenapa tidak akan ada toga di bulan september nanti. Biarlah kuping
ini ditutup rapat-rapat. Betapa tidak sakralnya moment tersebut.
Bagiku aku bisa berjuang dengan keringatku sendiri dengan
nilai maksimal dan sukses sidang adalah yang paling sakral, kesakralan kedua
adaalah rasa bangga ibuku memiliki aku.
Ehmm sakral yang keduaa?
Tidak seperti yang aku bayangkan ternyata ibuku pun mulai
tidak peduli dengan keadaanku. Mau cumlaude mau enggak, bukan hal yang
diinginkan beliau. Mungkin.
Terlebih ketika penyakitku kambuh, aku Cuma bisa berdiam dan
menulis disini. Sesekali aku membearikan keluhan ke mba lina yang seorang
tenaga medis, dan bocorlah ke ibuku.
Detik ini tanpa kuduga ada segepok uang titipan ibuku untuk
operasi dan berobat kata beliau, jika aku boleh menawar, boleh gak Cuma peluk
erin aja bu... erin gamau duit segepok ini ataupun operasi ...:(
0 komentar:
Posting Komentar
hey, jangan lupa tinggalkan commentmu yaaa :)